Pemerintah berencana memulai kembali pembelajaran tatap muka pada Juli 2021. Berkaitan dengan hal tersebut, program vaksinasi Covid-19 bagi anak perlu menjadi perhatian.

Seperti kita ketahui bersama, program vaksinasi Covid-19 di Indonesia terus berjalan dan penerimanya mulai menyasar beragam kelompok masyarakat. Dimulai dari tenaga kesehatan, kemudian lansia, lantas untuk pekerja di sektor swasta dimulai beberapa pekan lalu. Namun sampai sejauh ini program vaksinasi masih belum menyentuh ke anak-anak.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, saat ini mereka menunggu rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), dan beberapa organisasi lainnya terkait vaksinasi anak.  “(Vaksinasi) anak-anak masih menunggu rekomendasi dari IDAI, ITAGI, dan organsisasi lainnya. Mereka akan melihat vaksin mana yang akan digunakan untuk anak-anak,” kata Nadia di acara “Mengenal Varian Baru Covid-19 dan Efektivitas Vaksin” beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, selain itu perlu dipastikan juga jenis vaksin yang sudah melewati uji klinis tersedia di Indonesia. Sejauh ini vaksin yang sudah beredar dan digunakan di Indonesia seperti Sinovac, Pfizer, dan Astrazeneca belum bisa dipastikan apakah bisa digunakan untuk anak. Sejauh ini vaksin-vaksin tersebut baru direkomendasikan untuk mereka yang berusia di atas 16 tahun. Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dokter Yogi Prawira menjelaskan kalau anak selalu menjadi kelompok yang paling terakhir mendapat vaksin. “Karena kalau anak ini mengalami efek samping, maka yang kita khawatirkan itu jangka panjangnya, tumbuh kembang dia,” jelasnya. Dia juga menjelaskan kalau di beberapa negara proses uji klinik ke anak-anak usia remaja sudah dilaksanakan. Sementara di Indonesia proses uji kliniknya sedang dipersiapkan. Prosesnya pun nanti akan menyasar dari anak remaja, baru perlahan turun ke kelompok usia di bawahnya.

Ketika pembelajaran tatap muka benar-benar akan dilaksanakan pada bulan Juli mendatang, sangat penting penerapan protokol kesehatan dengan sangat ketat. Dokter Yogi mengingatkan, bukan hanya di lingkungan sekolah, nantinya dari berangkat hingga sampai kembali ke rumah, semua pihak harus berkolaborasi untuk melindungi anak dari paparan virus.  “Semua pihak harus berkontribusi; dari orang tua, sekolah, pemerintah. Pemerintah juga bukan hanya dinas pendidikan, tapi juga dinas kesehatan, mungkin (bahkan) harus ada satpol pp misalnya,” ujarnya lagi. Dia juga mengingatkan untuk orang tua agar tetap menerapkan Gerakan 3M: mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Serta menghindari 3K: kamar tertutup, keramaian, dan kontak erat.

Penerapan secara konsisten dan berulang setiap hari penting dilakukan karena anak adalah peniru yang ulung. Orang tua dan anggota keluarga di rumah harus memberi contoh melalui praktik penerapan protokol kesehatan sehingga anak dapat menirunya ketika nanti harus pergi ke sekolah.

Sumber: Katadata.co.id

Foto: Freepik

Untuk informasi dan pendaftaran sekolah Stella Maris School, Hubungi :

Whatsapp : 081389535377
Instagram : @stellamaris.sch
Email : info@stella-maris.sch.id
Video Kegiatan Siswa : Youtube Stella Maris

  • Post author:
  • Reading time:3 mins read